“Peran Penggerak Komunitas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Efektivitas Supervisi di SMPN Kota Pekanbaru”
- Rofi Yunus1, M. Jaya Adi Putra2
- Universitas Riau (M. Rofi Yunus) : m.rofi6426@grad.unri.ac.id
- Universitas Riau (M. Jaya Adi Putra) : adiputra@lecture.unri.ac.id
Abstract
This research explores the role of community mobilizers in the implementation of the Autonomous Curriculum and the effectiveness of supervision in public junior high schools in Pekanbaru City. The Autonomous Curriculum grants schools the freedom to develop learning processes according to students’ needs. Community mobilizers’ roles include providing additional resources, organizing project-based learning activities, and promoting collaboration among teachers, students, and parents. Conversely, effective supervision by school principals is crucial to strengthening curriculum implementation.This study utilized a qualitative approach with interview techniques, observations, and document analysis to gather data from several public junior high schools in Pekanbaru City. The findings indicate that synergy between community mobilizers and effective supervision significantly enhances educational quality in these schools and ensures the success of the Autonomous Curriculum implementation. These findings provide valuable insights for education practitioners and policymakers aiming to improve the effectiveness of the learning process at the school level through active collaboration among stakeholders and focused supervision.
Keywords: Autonomous Curriculum, community mobilizers, supervision, collaboration, educational effectiveness
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi peran penggerak komunitas dalam implementasi Kurikulum Merdeka dan efektivitas supervisi di SMPN Kota Pekanbaru. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Peran penggerak komunitas meliputi penyediaan sumber daya tambahan, organisasi kegiatan pembelajaran berbasis proyek, dan promosi kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua. Di sisi lain, efektivitas supervisi oleh kepala sekolah menjadi kunci dalam memperkuat implementasi kurikulum tersebut. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen untuk mengumpulkan data dari beberapa SMPN di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi antara peran penggerak komunitas dan supervisi yang efektif dapat signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah tersebut serta memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Temuan ini memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi pendidikan dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran di tingkat sekolah dengan memanfaatkan kolaborasi aktif antara berbagai pemangku kepentingan dan pengawasan yang terfokus.
Kata kunci: Kurikulum Merdeka, penggerak komunitas, supervisi, kolaborasi, efektivitas pendidikan
Pendahuluan
Penerapan kurikulum mandiri, seperti Kurikulum Merdeka, merupakan upaya untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas pendidikan di Indonesia. Namun, kesuksesan implementasinya sering kali ditentukan oleh seberapa baik sekolah mampu menerapkan siklus inkuiri, yang meliputi refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi/tindaklanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran penggerak komunitas dan efektivitas supervisi dalam mendukung penerapan siklus inkuiri di SMPN Kota Pekanbaru. Komunitas belajar ini menjadi wadah untuk dapat berkolaborasi dalam kaitan Implementasi Kurikulum Merdeka. Komunitas Belajar terdiri dari Komunitas Belajar dalam sekolah, Komunitas antar sekolah dan Komunitas Belajar di PMM(Fernandez & Paulus, 2024). Setiap komunitas yang terdaftar di platform Merdeka Mengajar memiliki penggerak yang berperan sebagai pengelola/pengurus kegiatan komunitas, seperti mengadakan webinar untuk diskusi terkait isu-isu pembelajaran dan/atau pengembangan diri guru. Untuk menjadi penggerak komunitas di platform Merdeka Mengajar, penggerak wajib menyelesaikan topik Kurikulum pada Pelatihan Mandiri hingga Aksi Nyata. Penggerak yang telah terdaftar di platform Merdeka Mengajar, profilnya akan tampil di bagian bawah halaman Detail Komunitas (maksimal 3 penggerak dalam satu komunitas).Terdapat enam peran guru penggerak dalam pengimplementasiaan kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar Pertama, guru menjadi penggerak dalam suatu komunitas belajar bagi rekan guru disekolah dan wilayahnya(Jannati et al., 2023). Pemanfaatan komunitas belajar di sekolah dan komunitas antar satuan pendidikan masih rendah yang terlihat pada jumlah komunitas belajar pada Platform Merdeka Mengajar(Meuthia, 2023). Pelaksanaan coaching ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dari kepala sekolah terutama dalam supervisi akademik demi mutu pendidikan yang lebih baik kedepannya(Astari, 2022).
Permasalahan dalam penerapan siklus inkuiri di SMPN Kota Pekanbaru saat ini meliputi beberapa aspek krusial. Pertama, tidak semua guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan implementasi siklus inkuiri, yang dapat mempengaruhi konsistensi dan efektivitas pembelajaran. Kedua, penggunaan refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi/tindaklanjut tidak selalu terintegrasi secara konsisten dalam setiap kegiatan pembelajaran, menghambat proses pembelajaran yang sistematis dan efektif. Ketiga, kurangnya dukungan dan pelatihan bagi penggerak komunitas dalam mendukung proses siklus inkuiri dapat menghambat implementasi yang optimal di sekolah-sekolah. Kualitas saat ini menunjukkan potensi besar untuk peningkatan melalui penguatan supervisi oleh kepala sekolah, pengembangan kapasitas penggerak komunitas, dan integrasi yang lebih baik antara berbagai tahap siklus inkuiri dalam setiap aspek pendidikan di SMPN Kota Pekanbaru. Melalui kegiatan supervisi guru mendapatkan bimbingan, arahan dan pembinaan dari kepala sekolah mengenai berbagai kendala yang dialami dalam melaksanakan tugasnya di sekolah(Nawas et al., 2023). Langkah- langkah supervisi akademik berbasis coaching mencakup (1) Niat, niatkan untuk membantu, mendukung untuk bermitra dalam pengembangan diri guru yang di supervise, (2). Pra Supervisi, sepakati dengan guru yang di supervisi tentang apa yang ingin diamati dan dikembangkan, (3). Supervisi, lakukan pengamatan atas hal yang akan di supervisi, catat hal-hal yang sesuai, dan hal hal yang belum sesuai dengan kompetensi, dan (4). Pasca supervisi, pada kegiatan ini kepala sekolah bersama guru yang di supervisi melakukan coaching terhadap hasil supervisi yang sudah dilakukan serta merencanakan tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut(Nawas et al., 2023). Dengan memahami tantangan ini secara mendalam, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat sekolah menengah pertama.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data, termasuk wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang mendalam dari para partisipan, yang mencakup kepala sekolah, guru, penggerak komunitas, dan orang tua siswa. Observasi partisipatif dilakukan dengan mengamati langsung kegiatan pembelajaran, pertemuan komunitas, dan proses supervisi yang berlangsung di sekolah. Selain itu, analisis dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen penting seperti rencana pembelajaran, laporan supervisi, dan catatan kegiatan komunitas.
Data dikumpulkan dari beberapa SMPN di Kota Pekanbaru untuk memahami secara komprehensif bagaimana peran penggerak komunitas dalam mendukung siklus inkuiri dan bagaimana efektivitas supervisi oleh kepala sekolah mempengaruhi implementasi Kurikulum Merdeka. Penelitian ini berfokus pada eksplorasi mendalam mengenai kontribusi penggerak komunitas dalam menyediakan sumber daya tambahan, mengorganisasi kegiatan pembelajaran berbasis proyek, dan mempromosikan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis bagaimana supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat memperkuat dan memastikan keberhasilan siklus inkuiri, yang meliputi refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi/tindak lanjut dalam proses pembelajaran.
Dengan pendekatan yang komprehensif ini, penelitian bertujuan untuk mengungkap sinergi antara penggerak komunitas dan supervisi yang efektif, serta dampaknya terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMPN Kota Pekanbaru. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para praktisi pendidikan dan pembuat kebijakan dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran melalui kolaborasi aktif dan pengawasan yang terfokus.
Penelitian ini mengambil sumber data dari informan yang dipilih secara purposive sampling, yaitu objek penelitian yang mengetahui dan menguasai permasalahan yang di teliti (key informan). Adapun informan penelitian ini adalah empat penggerak komunitas P1 penggerak komunitas Mawar Harum, P2 penggerak komunitas Maber, P3 penggerak komunitas sekolah kita dan P4 penggerak komunitas Tamadun.
Tabel 1. Pedoman Wawancara
| No | Pertanyaan |
| 1 | Apakah kegiatan kombel sudah berjalan dengan baik dan terjadwal |
| 2 | Apakah kegiatan kombel sudah memiliki program dan tujuan yangjelas dan terukur |
| 3 | Bagaimana cara Bapak/Ibu melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung Kurikulum Merdeka di sekolah? |
| 4 | Bagaimana cara Bapak/Ibu melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung Kurikulum Merdeka di sekolah? |
| 5 | Apa saja langkah-langkah yang Bapak/Ibu ambil untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan dalam pembelajaran di sekolah? |
| 6 | Apa jenis data atau informasi yang Bapak /Ibu kumpulkan selama fase refleksi awal? |
| 7 | Bagaimana Bapak/Ibu merencanakan kegiatan atau program yang akan mendukung pembelajaran berbasis proyek di sekolah? |
| 8 | Bagaimana Bapak/Ibu memastikan bahwa rencana yang dibuat sesuai dengan kebutuhan yang diidentifikasi pada fase refleksi awal? |
| 9 | Sejauh mana Anda melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam proses perencanaan? |
| 10 | Bagaimana Bapak/Ibu melaksanakan program atau kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung Kurikulum Merdeka? |
| 11 | Apa tantangan utama yang Bapak/Ibu hadapi selama fase implementasi, dan bagaimana bapak/ibu mengatasinya? |
| 12 | Bagaimana Bapak/Ibu memastikan partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas selama implementasi? |
| 13 | Bagaimana bapak/ibu mengukur keberhasilan atau efektivitas program yang telah diimplementasikan? |
| 14 | Apa saja indikator atau alat evaluasi yang bapak/ibu gunakan untuk menilai hasil kegiatan? |
| 15 | Bagaimana hasil evaluasi tersebut digunakan untuk perencanaan tindak lanjut atau perbaikan program di masa mendatang? |
| 16 | Bagaimana bapak/ibu memastikan keberlanjutan dari program atau kegiatan yang telah dilakukan? |
| 17 | Ceritakan dengan singkat program prioritas yang dilakukan dalam satuan pendidikan dengan menggunakan siklus INKUIRI |
Creswell mengatakan, Prosedur dan teknik analisis data dalam fenomenologi sebagai berikut : a). Peneliti mendeskripsikan sepenuhnya fenomena pengalaman yang dialami subjek penelitian. b). Peneliti kemudian menemukan pernyataan (hasil wawawancara), kemudian merinci pernyataan-pernyataan dan dikembangkan tanpa melakukan pengulangan c). Pernyataan tersebut kemudian dikelompokkan dalam unit-unit bermakna dan menuliskan sebuah penjelasan teks tentang pengalaman yang disertai contoh dengan seksama. d). Peneliti kemudian merefleksi pemikirannya dengan menggunakan variasi imajinatif secara keseluruhan. e). Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasan tentang makna dan esensi penjelasannya f). Peneliti melaporkan hasil penelitiannya berdasarkan pengalaman seluruh informan, dan menulis deskripsi gabungannya(Jannati et al., 2023)
Hasil Temuan dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggerak komunitas berperan penting dalam menyediakan dukungan tambahan, mengorganisir kegiatan pembelajaran berbasis proyek, dan memfasilitasi kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam setiap tahap siklus inkuiri. Namun, efektivitas ini sangat tergantung pada supervisi yang tepat dan terarah oleh kepala sekolah, yang memastikan implementasi yang konsisten dan evaluasi yang menyeluruh.
Tabel 2. Pembentukan Kombel Satuan Pendidikan
| No | Jumlah Sekolah | Kombel Sekolah | Terdaftar di PMM | Kegiatan Rutin |
| 1 | 51 | 48 | 47 | 48 |
SMPN Kota Pekanbaru telah melaksanakan kurikulum merdeka untuk kelas VII dan VIII terutama beberapa sekolah dengan penggunaan type kurikulum merdeka berubah. Penerapan kurikulum tersebut dilaksanakan mulai dari tahun 2020 sampai dengan saat ini. Hal ini disampaikan oleh responden P1 penggerak komunitas Mawar Harum, P2 penggerak komunitas Maber, P3 penggerak komunitas sekolah kita dan P4 penggerak komunitas Tamadun didapat bahwa :
- Melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung Kurikulum Merdeka di sekolah dengan berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa sekolah secara aktif mengimplementasikan dan terus mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari kurikulumnya. Keterlibatan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan ini sudah menjadi praktik rutin dan penting dalam kurikulum, yang mana masukan dari mereka terus diperhatikan dan diintegrasikan. Sekolah juga telah mengadakan pertemuan awal dan workshop untuk memperkuat pemahaman dan keterlibatan dalam proyek ini. Evaluasi dari proyek-proyek kecil yang telah dilaksanakan juga sedang dilakukan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
- Terkait dengan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah, strategi yang efektif adalah melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek didapat dari rangkaian kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggerak komunitas melakukan langkah-langkah yang signifikan untuk memahami dan merespons kebutuhan dan tantangan dalam pembelajaran di sekolah. Diskusi awal dengan guru membantu kami mengidentifikasi persoalan yang relevan, sementara pelatihan dan workshop memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan keterampilan mereka serta untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi. Penggerak Komunitas juga menganalisis data akademik siswa untuk menyoroti area-area yang memerlukan perhatian khusus. Dari hasil identifikasi ini, kami telah mengembangkan rencana tindakan yang melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah, dengan harapan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa secara keseluruhan
- Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan dalam pembelajaran di sekolah, langkah-langkah yang dapat diambil termasuk identifikasi jenis data yang perlu dikumpulkan. Mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pelatihan dari guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar dan mendukung siswa, serta mengumpulkan data dari hasil ujian dan tugas siswa untuk mengevaluasi tingkat pemahaman dan performa akademik mereka. Langkah-langkah ini membantu kami dalam merencanakan tindak lanjut yang sesuai untuk mendukung pengembangan pendidikan di sekolah
- Selama fase refleksi awal dengan mengumpulkan berbagai jenis data dan informasi, termasuk telah mengambil langkah-langkah yang komprehensif dalam persiapan kegiatan proyek berbasis proyek di sekolah. Mengumpulkan ide-ide awal dari guru dan siswa untuk merancang kegiatan yang relevan dan bermakna. Selanjutnya, mengembangkan rencana detail yang mencakup jadwal, sumber daya yang dibutuhkan, dan tugas-tugas untuk setiap anggota tim proyek. Menyusun rencana implementasi dan evaluasi yang jelas, mencakup tujuan spesifik, langkah-langkah pelaksanaan, dan metode evaluasi untuk menilai keberhasilan proyek. Mengadakan pelatihan bagi guru yang bertujuan untuk memperkenalkan metode pembelajaran berbasis proyek serta cara terbaik untuk mengimplementasikannya. Dengan demikian, kegiatan ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang berharga dan efektif bagi seluruh komunitas pendidikan di sekolah.
- Untuk merencanakan kegiatan atau program yang mendukung pembelajaran berbasis proyek di sekolah dengan mengambil langkah-langkah yang sistematis untuk memastikan rencana agar berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diidentifikasi. Mengadakan diskusi awal dengan tim untuk memahami kebutuhan yang ada dan merancang rencana yang sesuai sebagai respons. Selanjutnya, meminta umpan balik awal dari beberapa guru untuk memastikan rencana tersebut sesuai dengan harapan mereka. Dengan menerapkan evaluasi berkelanjutan selama pelaksanaan rencana ini, dan melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik serta perubahan kebutuhan yang muncul. Melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam sesi penilaian rencana juga menjadi bagian penting dalam memastikan semua kebutuhan yang diidentifikasi telah dipertimbangkan secara menyeluruh. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan relevansi program kami dalam mendukung pembelajaran di sekolah.
- Untuk memastikan bahwa rencana yang dibuat sesuai dengan kebutuhan yang diidentifikasi pada fase refleksi awal dengan mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan partisipasi aktif dari guru, siswa, dan orang tua dalam perencanaan yang dilakukan. Melakukan diskusi awal untuk mendapatkan masukan mengenai kebutuhan dan harapan dari semua pihak terkait terhadap rencana yang akan dibuat. Selanjutnya, membentuk tim perencanaan yang melibatkan guru, siswa, dan orang tua untuk merumuskan rencana secara komprehensif. Fokus dalam mengatur detail perencanaan dengan mempertimbangkan masukan yang terus menerus dari semua pihak terkait, dan mencapai konsensus dalam implementasi rencana yang telah disepakati bersama. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat memastikan bahwa rencana relevan, tetapi juga mendukung secara efektif kebutuhan dan harapan dari seluruh komunitas pendidikan di sekolah.
- berkomitmen untuk melibatkan guru, siswa, dan orang tua secara aktif dalam seluruh proses perencanaan dan merencanakan program atau kegiatan untuk mendukung Kurikulum Merdeka. menyelenggarakan pelatihan bagi guru dan staf terkait untuk mempersiapkan mereka dalam pelaksanaan program atau kegiatan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka terhadap metode dan tujuan dari Kurikulum Merdeka. Menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam tim untuk melaksanakan program atau kegiatan tersebut
- merencanakan secara teliti setiap detail program atau kegiatan yang akan mendukung Kurikulum Merdeka dengan melakukan evaluasi pertama terhadap pelaksanaan program atau kegiatan untuk memastikan bahwa implementasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Evaluasi ini penting untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan serta memastikan kesesuaian dengan tujuan dan harapan yang telah ditetapkan.
- Salah satu tantangan utama yang dihadapi selama fase implementasi adalah menghadapi tantangan utama terkait kesiapan awal dalam mengumpulkan sumber daya dan menyusun jadwal implementasi yang tepat. Selain itu, untuk menghadapi tantangan dalam meningkatkan komunikasi internal agar semua anggota tim terinformasi dengan baik tentang perkembangan implementasi.
- Partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas selama implementasi kurikulum merdeka dengan berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas selama implementasi dengan melakukan sosialisasi awal, memberikan pelatihan, menggunakan platform komunikasi efektif, dan secara proaktif mengatasi hambatan yang mungkin menghambat partisipasi mereka.
- Mengukur keberhasilan atau efektivitas program yang telah diimplementasikan dengan mengumpulkan data evaluasi secara berkala, melakukan analisis terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, serta mengumpulkan umpan balik dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam program tersebut. Melakukan penilaian awal terhadap keberhasilan atau efektivitas program yang telah diimplementasikan, serta melakukan monitoring berkelanjutan untuk memantau perkembangan dan keberhasilannya. Dengan mengumpulkan data yang diperlukan dan melibatkan stakeholder dalam evaluasi partisipatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas program, termasuk melakukan perbandingan dengan program serupa di tempat lain untuk mengevaluasi keberhasilan relatif dari program.
- indikator atau alat evaluasi dengan menggunakan berbagai metode evaluasi termasuk observasi lapangan untuk menilai langsung implementasi kegiatan dan respons peserta, serta menggunakan pertanyaan evaluasi untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta. Membuat peta konsep atau diagram untuk menggambarkan hubungan antara elemen kegiatan dan hasil yang diharapkan. Meskipun belum menggunakan indikator atau alat evaluasi formal untuk menilai hasil kegiatan secara menyeluruh, juga menganalisis dokumen seperti laporan kegiatan dan dokumentasi visual untuk mendukung evaluasi.
- hasil evaluasi tersebut digunakan untuk perencanaan tindak lanjut atau perbaikan program di masa mendatang dengan menggunakan hasil evaluasi untuk merancang sistem monitoring dan evaluasi berkelanjutan guna memastikan perbaikan terus-menerus dalam program. Sedangkan, hasil evaluasi yang telah dilakukan belum digunakan sepenuhnya untuk perencanaan tindak lanjut atau perbaikan program di masa mendatang. Melakukan analisis awal terhadap hasil evaluasi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan, serta menyusun program pelatihan lanjutan berdasarkan evaluasi untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta.
- memastikan keberlanjutan dari program atau kegiatan yang telah dilakukan atau kegiatan yang telah dilakukan dengan mengembangkan kapasitas internal tim atau organisasi, menjalin kolaborasi dengan pihak eksternal atau mitra, dan menggalang dukungan dari stakeholder dan pihak terkait. Mengembangkan jaringan dan relasi dengan komunitas atau lembaga terkait untuk mendukung keberlanjutan program atau kegiatan. Meskipun demikian, belum sepenuhnya memastikan keberlanjutan dari program atau kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Program prioritas yang dilakukan dalam satuan pendidikan dengan menggunakan siklus INKUIRI dengan memahami dan menerapkan siklus inkuiri dalam Kurikulum Merdeka di sekolah dengan dukungan dan bantuan narasumber yang kompeten. Program prioritas adalah dengan meningkatkan kapasitas keterampilan guru melalui kegiatan akademik baik intrakurikuler maupun kokurikuler, dengan memanfaatkan SDM internal dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Meskipun pada tahap awal masih belajar, dengan berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dalam menerapkan siklus inkuiri. Program ini melibatkan observasi lapangan, perumusan pertanyaan, pembuatan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan bersama dengan komunitas belajar dalam sekolah. Merencanakan untuk melibatkan semua stakeholder, termasuk orang tua dan komite sekolah, untuk mendukung keberlanjutan program ini. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan kompetensi secara berkelanjutan di sekolah.
Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran penggerak komunitas sangat vital dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di SMPN Kota Pekanbaru. Mereka bertanggung jawab dalam menyediakan dukungan tambahan, mengorganisir kegiatan pembelajaran berbasis proyek, serta memfasilitasi kolaborasi yang erat antara guru, siswa, dan orang tua di setiap tahap siklus inkuiri. Namun, efektivitas dari upaya ini sangat bergantung pada supervisi yang terarah dan konsisten oleh kepala sekolah. Supervisi ini tidak hanya memastikan implementasi yang konsisten, tetapi juga menjamin evaluasi yang mendalam terhadap setiap langkah yang diambil. Dari tabel yang disajikan, terlihat bahwa sebagian besar SMPN Kota Pekanbaru telah aktif dalam menjalankan Kurikulum Merdeka, dengan sebagian besar sekolah menerapkan berbagai jenis kegiatan dan program yang mendukung pendekatan ini. Melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek bukan hanya menjadi praktik rutin, tetapi juga menjadi bagian integral dari kurikulum yang sedang dikembangkan. Sekolah telah melaksanakan pertemuan awal, workshop, serta evaluasi terhadap proyek-proyek kecil yang telah dilaksanakan untuk memastikan peningkatan dan pengembangan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang telah diambil oleh penggerak komunitas menunjukkan upaya yang signifikan dalam memahami dan menanggapi tantangan pendidikan di sekolah. Diskusi awal dengan guru membantu untuk mengidentifikasi masalah yang relevan, sementara pelatihan dan workshop memberikan kesempatan bagi pengembangan keterampilan guru serta identifikasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran. Analisis data akademik siswa juga telah dilakukan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus, dan berdasarkan hasilnya, rencana tindakan telah dikembangkan yang melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan secara lebih mendalam, langkah-langkah seperti pengumpulan data dari berbagai sumber telah dilakukan. Informasi ini tidak hanya mencakup kebutuhan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka, tetapi juga evaluasi terhadap pemahaman siswa dan kinerja akademik mereka melalui ujian dan tugas. Langkah-langkah ini merupakan fondasi dari perencanaan tindak lanjut yang sesuai untuk mendukung pengembangan pendidikan di sekolah.
Selama fase refleksi awal, komprehensif dalam mempersiapkan kegiatan proyek berbasis proyek telah dilakukan. Hal ini termasuk mengumpulkan ide-ide awal dari guru dan siswa untuk merancang kegiatan yang bermakna, serta mengembangkan rencana detail yang mencakup jadwal, sumber daya yang diperlukan, dan tugas-tugas untuk setiap anggota tim proyek. Rencana implementasi dan evaluasi yang jelas juga telah disusun, dengan tujuan spesifik, langkah-langkah pelaksanaan, dan metode evaluasi untuk menilai keberhasilan proyek. Adapun perencanaan program atau kegiatan untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek di sekolah, pendekatan yang sistematis telah diterapkan. Diskusi awal dengan tim untuk memahami kebutuhan yang ada, merancang rencana responsif, dan meminta umpan balik dari para guru adalah langkah-langkah yang ditekankan. Evaluasi berkelanjutan selama pelaksanaan program juga dilakukan untuk memastikan bahwa rencana dapat disesuaikan dengan perubahan kebutuhan yang muncul dari waktu ke waktu.
Kesulitan utama yang dihadapi selama fase implementasi mencakup persiapan awal yang memadai dalam mengumpulkan sumber daya dan menyusun jadwal implementasi yang tepat. Penanggulangan tantangan komunikasi internal juga menjadi fokus, dengan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan semua anggota tim terhadap perkembangan implementasi. Partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas dalam proses implementasi Kurikulum Merdeka ditekankan dengan melakukan sosialisasi awal, memberikan pelatihan, menggunakan platform komunikasi yang efektif, dan mengatasi hambatan partisipasi yang mungkin timbul. Pengukuran keberhasilan atau efektivitas program dilakukan melalui evaluasi berkala, analisis pencapaian tujuan, dan pengumpulan umpan balik dari stakeholder yang terlibat.
Pada saat ini, belum terdapat indikator atau alat evaluasi formal yang digunakan untuk menilai hasil kegiatan secara menyeluruh. Namun, upaya analisis awal terhadap laporan kegiatan dan dokumentasi visual telah dilakukan untuk mendukung evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang. Pemastian keberlanjutan dari program atau kegiatan yang telah dilakukan masih dalam proses pengembangan, dengan langkah-langkah seperti pengembangan kapasitas internal tim atau organisasi, kolaborasi dengan pihak eksternal, dan mendapatkan dukungan dari stakeholder diidentifikasi sebagai langkah kunci. Pembangunan jaringan dan hubungan dengan komunitas dan lembaga terkait juga menjadi bagian dari upaya untuk memastikan keberlanjutan dari program. Program prioritas yang diimplementasikan di satuan pendidikan, dengan menggunakan siklus INKUIRI sebagai landasan utama, menunjukkan komitmen untuk terus mengembangkan diri. Program ini melibatkan observasi lapangan, perumusan pertanyaan, pembuatan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan bersama dengan komunitas belajar di sekolah. Melalui keterlibatan semua stakeholder, termasuk orang tua dan komite sekolah, diharapkan program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan kompetensi secara berkelanjutan di sekolah.
Daftar Referensi
Astari, T. (2022). Refleksi Coaching Pengawas Sekolah Dasar. INCOME: Indonesian Journal of Community Service and Engagement, 01(02), 240–247. https://journals.eduped.org/index.php/income/index
Contoh, A., & Teladan, B. (2020). Implementing Inquiry Cycle in Indonesian Schools. Journal of Educational Research, 10(2), 123-135.Astari, T. (2022). Refleksi Coaching Pengawas Sekolah Dasar. INCOME: Indonesian Journal of Community Service and Engagement, 01(02), 240–247. https://journals.eduped.org/index.php/income/index
Fernandez, A. J., & Paulus, A. Y. (2024). Penguatan pemahaman komunitas belajar pada sekolah penggerak. 7, 1768–1775.
Jannati, P., Ramadhan, F. A., & Rohimawan, M. A. (2023). Peran Guru Penggerak Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 7(1), 330. https://doi.org/10.35931/am.v7i1.1714
Meuthia, R. (2023). Strategi Pendampingan Komunitas Belajar Dalam Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 614–639. https://seminar.ustjogja.ac.id/index.php/semnas_dikdasUST/article/view/1154%0Ahttps://seminar.ustjogja.ac.id/index.php/semnas_dikdasUST/article/download/1154/667
Nawas, A., Sarjana, P., Studi, P., Pendidikan, A., & Riau, U. (2023). Supervisi Akademik Berbasis Coaching Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Berdiferensiasi di SDN 014 Kempas Jaya Coaching-Based Academic Supervision to Improve Teacher Performance in Implementing Differentiation Learning. 14(1), 1–9.
Pendidikan Indonesia. (2023). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/8163516840345-Apa-Itu-Penggerak-Komunitas
Silahkan dicek pada laman https://irje.org/index.php/irje/article/view/540

Leave a Reply