Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika di SMP 23 Pekanbaru

https://irje.org/index.php/irje/article/view/536

 

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Matematika di SMP 23 Pekanbaru

Rofi Yunus1, Iwan Salih daulay2, Rido Juspriansyah3, Erlisnawati4, Erni5

Administrasi Pendidikan, Universitas Riau, Indonesia

m.rofi6426@grad.unri.ac.id1, iwan.salih6411@grad.unri.ac.id2, rido.juspriansyah6422@grad.unri.ac.id3, 

erlisnawati@lecturer.unri.ac.id4, erni@lecturer.unri.ac.id5

 

Abstrak
Kata Kunci:

Implementasi, Kurikulum Merdeka, Hambatan, Tantangan, Guru.

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memperoleh          informasi tentang penerapan kurikulum merdeka di SMP 23 Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan tentang tantangan dan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka di SMP 23 Pekanbaru sehingga menjadi informasi yang berguna dan mudah dipahami oleh pembaca. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk meneliti informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi kurikulum merdeka di SMP 23 Pekanbaru telah dilaksanakan dan sedang berlangsung, walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat tantangan dan hambatan khususnya dalam pembelajaran matematika. Adapun tantangan tersebut yaitu 1) keterampilan mengajar, 2) pandai dalam menguasai keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di era digital, 3) pandai mengelola kelas agar peserta didik tidak bosan, dan 4) memiliki referensi yang banyak dan luas, sedangkan hambatannya berupa 1) kurangnya pengalaman tentang kurikulum merdeka, 2) kurangnya fasilitas yang memadai, dan 3) kurangnya jam pelajaran karena terfokus pada proyek. Keberhasilan dalam penerapan kurikulum merdeka SMP 23 Pekanbaru dapat tercapai apabila kepala sekolah dan guru mampu mengatasi tantangan serta hambatan yang ada. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus membimbing guru untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran sehingga penerapan kurikulum merdeka dapat dilaksanakan secara optimal.

 

Abstrack
Key Word:

Implementation, Independent Curriculum, Obstacles, Challenges, Teachers.

 

The aim of this research is to identify and obtain information about the implementation of the independent curriculum at SMP 23 Pekanbaru. The method used in this research is a qualitative descriptive method, namely describing the challenges and obstacles in implementing the independent curriculum at SMP 23 Pekanbaru so that it becomes information that is useful and easy to understand for readers. Data collection techniques were carried out by means of observation and interviews to research key informants. The results of this research show that the implementation of the independent curriculum at SMP 23 Pekanbaru has been implemented and is ongoing, although in its implementation there are still challenges and obstacles, especially in mathematics learning. The challenges are 1) teaching skills, 2) being good at mastering basic skills for learning needs in the digital era, 3) being good at managing the class so that students don’t get bored, and 4) having lots of extensive references, while the obstacles are 1) lack of experience. regarding the independent curriculum, 2) lack of adequate facilities, and 3) lack of class hours because they are focused on projects. Success in implementing the independent curriculum at SMP 23 Pekanbaru can be achieved if the principal and teachers are able to overcome the existing challenges and obstacles. The principal as a leader must guide teachers to make changes in the learning process so that the implementation of the independent curriculum can be implemented optimally.
Copyright © 2024   M. Rofi Yunus, Iwan Salih daulay, Rido Juspriansyah, Erlisnawati, Erni

This work is licensed under a Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor terpenting bagi pembangunan nasional dan kualitas sumber daya manusia.  Pendidikan juga merupakan upaya mengembangkan kedewasaan dan  sikap manusia melalui pembelajaran.  Dalam dunia pendidikan, kurikulum sangatlah penting. Kurikulum dapat diibaratkan seperti jantung  tubuh manusia. Jika jantung  masih berfungsi dengan baik, maka tubuh dapat hidup dan berfungsi  normal. Hal yang sama berlaku untuk kurikulum dan pendidikan.

Ketika suatu kurikulum berhasil dan didukung oleh komponen-komponen yang sukses, maka proses pembelajaran akan lancar dan menghasilkan peserta didik yang sukses. Pendidikan merupakan faktor terpenting bagi pembangunan suatu negara dan kualitas sumber daya manusianya.  Pendidikan juga merupakan upaya mengembangkan kedewasaan dan sikap manusia melalui pembelajaran.. Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan.Kurikulum dapat diibaratkan seperti jantung tubuh manusia.  Jika jantung masih berfungsi normal, maka tubuh dapat hidup dan berfungsi normal.  Hal yang sama berlaku untuk kurikulum dan pelatihan. Ketika suatu kurikulum berhasil dan didukung oleh komponen-komponen yang sukses, maka proses pembelajaran akan  lancar dan menghasilkan peserta didik yang sukses.

Kurikulum merdeka dilahirkan ketika era pandemi dalam dunia pendidikan menghadapi kemunduran selama covid 19. Sebab, kelas offline sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kelas online. Beberapa peserta didik tidak memiliki perangkat dan memiliki akses internet yang terbatas, sehingga pembelajaran online tidak bermanfaat. Mengingat kesenjangan dan kekhawatiran terhadap gangguan pembelajaran, pemerintah telah mengembangkan kurikulum unik yang bertujuan untuk mengatasi krisis pembelajaran di Indonesia, yang diperburuk oleh pandemi COVID-19. (Rifa’i, 2022) Kurikulum mandiri adalah kurikulum yang didasarkan pada bakat dan minat.

Menurut Arif Munandar (2017), kurikulum adalah inti dari sistem pendidikan yang menentukan arah dan kelangsungan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan yang tepat akan tercermin dalam pelaksanaan kurikulum yang efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum mandiri memungkinkan peserta didik memilih mata pelajaran yang paling mereka sukai dan bakat mereka. Artinya, baik guru maupun peserta didik dapat menikmati pembelajaran yang menyenangkan. Perubahan kurikulum unik ini diharapkan berhasil mengatasi krisis pendidikan.Kurikulum mandiri diartikan sebagai rencana belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dan mengekspresikan bakatnya dalam lingkungan yang tenang, santai, menyenangkan dan bebas stres.

Dalam konteks Indonesia, dimana pendidikan diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan akademis tetapi juga mengembangkan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global, Kurikulum Merdeka memberikan langkah yang signifikan menuju tujuan tersebut. Kurikulum merdeka menekankan kebebasan berpikir dan berkreasi. Salah satu proyek yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memperkenalkan kurikulum merdeka Program sekolah ini bertujuan untuk membantu semua sekolah menghasilkan peserta didik sepanjang hayat dengan mencerminkan kepribadian peserta didik Pancasila. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam keberhasilan ini (Ainia, 2020).

Proses pendidikan dapat melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam dinamika pembangunan saat ini.  Pengembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu  pendidikan. Menurut (Munandar, 2017), “kurikulum adalah inti pendidikan” yang menentukan kelangsungan pendidikan, sehingga kebijakan pendidikan yang benar akan tercermin dalam pelaksanaan kurikulum.  Guru pada dasarnya diharapkan  menjadi kekuatan pendorong di balik tindakan yang memberikan hasil positif bagi peserta didik.  (Yamin & Syahrir, 2020) “Kurikulum yang unik hadir untuk mengimbangi perubahan dan kemajuan negara serta memungkinkan negara beradaptasi dengan perubahan zaman. ” Terkait hal tersebut, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim juga mengatakan: Dinyatakan Harus dilakukan  dengan  pendekatan manajerial, tetapi harus dilakukan dengan perubahan budaya” (Satriwan dkk, 2021).

“Mengingat visi dan misi  pendidikan Indonesia ke depan, maka konsep self-directed learning dapat diadopsi untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang berdaya saing di segala bidang” (Sibagarang et al. , 2021). Kurikulum mandiri mewujudkan pembelajaran yang penting, bermutu, aplikatif, ekspresif, beragam, dan progresif, sehingga peserta didik diharapkan berkembang sesuai  potensi dan kemampuannya. Menurut (Sari, 2020),  perubahan kurikulum baru ini memerlukan kerjasama, komitmen yang kuat, keseriusan dan pelaksanaan yang praktis dari seluruh pemangku kepentingan sehingga diperlukan profil pelajar Pancasila yang kokoh di kalangan pelajar.

 

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2020), metode deskriptif adalah metode menelaah dan menjelaskan hasil, namun tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum. Metode deskriptif kualitatif juga merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan mempelajari objek dalam kondisi tertentu, yaitu semua data yang diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan. Metode ini cocok untuk penelitian ini karena memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan tantangan dan hambatan dalam penerapan Kurikulum Merdeka secara mendalam.

Tujuan penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis tantangan dan hambatan dalam penerapan Kurikulum Merdeka di SMP 23 Pekanbaru serta memberikan informasi yang bermanfaat dan mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan selama pandemi COVID-19 untuk mengatasi krisis pembelajaran (Rifa’i, 2022), diterapkan di SMP 23 Pekanbaru dan bagaimana berbagai faktor seperti keterampilan mengajar guru, keterbatasan fasilitas, dan pengalaman guru mempengaruhi implementasinya.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara: observasi dan wawancara dengan informan kunci penelitian. Observasi dilakukan untuk melihat langsung proses pembelajaran dan implementasi Kurikulum Merdeka di kelas, sementara wawancara mendalam dilakukan terhadap empat orang guru matematika SMP 23 Pekanbaru sebagai sumber data utama, diantaranya P1 dan P2 guru matematika kelas VII, P3 dan P4 guru matematika kelas VIII. Guru matematika dipilih karena matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kurikulum (Yamin & Syahrir, 2020). Selain itu, data sekunder diidentifikasi melalui berbagai artikel di internet yang membahas Kurikulum Merdeka dan tantangan dalam implementasinya. Artikel-artikel ini memberikan konteks tambahan dan referensi yang relevan tentang pentingnya pendidikan, peran kurikulum, dan kebijakan pendidikan yang diterapkan selama pandemi COVID-19 (Ainia, 2020; Satriwan dkk, 2021; Sari, 2020). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang tantangan dan hambatan dalam penerapan Kurikulum Merdeka di SMP 23 Pekanbaru, serta memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi guru dan pembuat kebijakan pendidikan.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implemntasi Kurikulum Merdeka Mata pelajaran Matematika di SMP NEGERI 23 Pekanbaru

Kurikulum mandiri menjadi salah satu strategi pemulihan pembelajaran yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai respons terhadap krisis pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Melalui pedoman pengembangan kurikulum mandiri, Kemdikbudristek bertujuan untuk mendukung satuan pendidikan dalam mengatasi tantangan pembelajaran yang dihadapi selama pandemi. Di tengah perubahan paradigma pendidikan, terutama dalam pembelajaran matematika, empat keterampilan matematika dasar seperti berhitung, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan tetap menjadi fokus utama untuk membangun landasan yang kokoh bagi peserta didik. Konsep kebebasan belajar dalam konteks kurikulum mandiri memungkinkan guru untuk mengadaptasi materi pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan, minat, dan bakat individu peserta didik. Hal ini mendorong terciptanya pengalaman belajar yang lebih personal dan berarti bagi setiap siswa, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Namun, peralihan ke kurikulum yang lebih mandiri tidak datang tanpa tantangan. Guru dan lembaga pendidikan dihadapkan pada kendala seperti keterbatasan sumber daya, baik dalam hal buku teks maupun fasilitas teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif dan menyeluruh. Di SMP Negeri 23 Pekanbaru, penerapan Kurikulum Merdeka menjadi sebuah tantangan yang harus diatasi dengan baik oleh kepala sekolah dan para guru. Proses implementasi kurikulum ini membutuhkan perencanaan pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif. Guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi secara tradisional, tetapi juga merancang strategi pembelajaran yang memungkinkan diferensiasi instruksional. Ini berarti mengatur materi, metode pengajaran, dan penilaian berdasarkan kebutuhan spesifik setiap peserta didik, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Integrasi teknologi menjadi kunci dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Guru-guru matematika di sekolah ini telah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan interaktivitas dalam pembelajaran matematika, memfasilitasi aksesibilitas terhadap materi pembelajaran, serta menyediakan beragam sumber dan bahan ajar yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Meskipun menghadapi keterbatasan dalam hal fasilitas teknologi, mereka tetap berupaya untuk memaksimalkan penggunaan alat-alat digital yang tersedia. Selain itu, kolaborasi antar guru dan dukungan aktif dari kepala sekolah sangat penting dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul selama implementasi Kurikulum Merdeka. Melalui kerja sama yang erat, mereka dapat saling mendukung dalam mengembangkan metode pengajaran yang inovatif, mengatasi kendala teknis, serta memastikan bahwa pembelajaran berlangsung efektif dan efisien sesuai dengan tujuan kurikulum yang diamanahkan. Secara keseluruhan, penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 23 Pekanbaru merupakan langkah progresif dalam menjawab tantangan pendidikan saat ini. Dengan terus mengembangkan kemampuan guru, meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi, dan memperkuat kolaborasi antar stakeholder pendidikan, diharapkan bahwa setiap peserta didik dapat meraih pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan perkembangan zaman. Kurikulum mandiri bukan hanya menjadi solusi untuk pemulihan pembelajaran pasca-pandemi, tetapi juga sebagai fondasi untuk menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tuntutan global yang semakin kompleks

 

 

Tantangan dan hambatan yang diketahui

Tantangan

Keterampilan Mengajar

Tantangan pertama yang  dihadapi guru ketika menerapkan kurikulum mereka sendiri adalah keterampilan mengajar. Efisiensi proses pembelajaran memerlukan wawasan dan keterampilan khusus. Tanpa  keterampilan mengajar yang dimiliki guru, mustahil guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, guru harus memiliki keterampilan pedagogik untuk memaksimalkan kemampuan mengajarnya sebagai guru. Guru matematika di SMP NEGERI 23 Pekanbaru telah mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif dengan Kurikulum Merdeka. Mereka merancang kurikulum yang memungkinkan diferensiasi instruksional, yaitu menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat setiap peserta didik. Meskipun tantangan seperti kurangnya pengalaman awal dengan kurikulum ini masih ada, guru tetap mengembangkan keterampilan melalui pelatihan yang disediakan oleh PMM (Platform Merdeka Mengajar) dan dukungan kolektif dari kepala sekolah dan lembaga Pendidikan.

Guru harus mengembangkan keterampilan mengajar sesuai Kurikulum merdeka.adapun keterampilan yang harus dimiliki guru yaitu sebagai berikut.

  1. Opening dan clossing skill

Peserta didik biasanya memerlukan suasana khusus di dalam kelas untuk kesehatan mentalnya sebelum mereka memulai kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dari cara guru memulai dan mengakhiri pembelajaran. Pertama, kemampuan membuka pelajaran merupakan kunci yang harus dikuasai guru. Sebab, untuk membuka suatu pembelajaran ada hal-hal yang harus dilakukan guru, seperti memberikan materi, memperkenalkan, dan mengajar. Peserta didik bersiap, bersemangat untuk belajar dan mengikuti pelajaran gurunya.Pada awal pembelajaran, guru harus memberikan motivasi kepada peserta didiknya.Hal ini penting dilakukan karena  pemberian motivasi pada awal kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan semangat peserta didik  Untuk itu guru perlu menguasai keterampilan membuka kelas.

Selanjutnya adalah kemampuan menyelesaikan pelajaran. Di akhir pembelajaran ada yang harus dikerjakan, sehingga guru juga memerlukan kesempatan untuk menyelesaikan pembelajaran di akhir pelajaran, seperti memberikan kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah diajarkan kepada peserta didik.

  1. Question Skill

Keterampilan ini sangat diperlukan dan harus dikuasai oleh  guru untuk meningkatkan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan rasa percaya diri. Hal ini dapat dilakukan di tengah-tengah pembelajaran, dengan tujuan menjaga ekspresi dan konsentrasi, mendiskusikan dan menyederhanakan konten yang disajikan.

  1. Reinforcement Skill

          Reinforcement disini maksudnya guru menguatkan pemahaman terhadap pelajaran yang disampaikan pada saat kegiatan belajar mengajar.  Hal ini dapat berupa umpan balik dan reaksi peserta didik di kelas, serta ekspresi wajah, gerak tubuh, gerakan, dan aktivitas menyenangkan lainnya selama tugas proyek tertentu.

  1. Variation Skill

Kunci dari keberagaman adalah menghindari kebosanan  dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik di kelas. Variasinya termasuk istirahat sejenak untuk mengungkapkan perasaan, berbincang, atau berbagi cerita bersama. Jenis kegiatan  ini memungkinkan peserta didik untuk lebih fokus pada pembelajarannya.

  1. Explaining Skill

Pada dasarnya peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar memerlukan pemahaman yang konseptual dalam materi yang dia terima.keterampilan yang diperlukan guru dalam mempersiapkan guru menyampaikan secara logis yaitu mengaitkan dan mempersiapkan guru menyampaikannya secara logis yaitu dapat mengetaui gambaran mengapa,apa,bagaimana sesuatu tersebut dapat terjadi.

 

Menguasai keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di Era Digital

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia, para guru diharapkan untuk terus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam dunia pendidikan. Sebagai pilar utama dalam mendidik dan membimbing generasi muda, penting bagi guru untuk terus mengasah keterampilan mereka agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik serta tidak tertinggal dalam transformasi pendidikan yang terus berlangsung. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, ini menjadi lebih krusial karena menuntut guru untuk lebih cakap dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, menjawab tantangan zaman yang semakin digital. Peningkatan kemampuan guru dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran di era digital meliputi penguasaan dalam menciptakan media pembelajaran berbasis teknologi yang menarik dan efektif. Hal ini mencakup penggunaan aplikasi dan sumber belajar digital yang relevan serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif dan kreatif. Di SMP Negeri 23 Pekanbaru, guru-guru matematika telah mengadopsi pendekatan ini dengan mengintegrasikan teknologi secara luas dalam pembelajaran matematika mereka. Meskipun menghadapi tantangan terkait keterbatasan fasilitas teknologi, guru-guru matematika tetap gigih dalam upaya mereka untuk memanfaatkan alat-alat digital yang tersedia guna memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Mereka tidak hanya menggunakan teknologi untuk menyampaikan materi secara lebih interaktif dan menyenangkan, tetapi juga untuk memfasilitasi aksesibilitas materi yang lebih luas. Dengan cara ini, mereka berupaya agar setiap peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap konsep matematika, dan meningkatkan keterampilan mereka dalam berpikir kritis dan solutif. Upaya ini tidak hanya mencakup penggunaan perangkat lunak dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, tetapi juga melibatkan pendekatan pedagogis yang inovatif. Guru-guru di SMP Negeri 23 Pekanbaru terus belajar dan berbagi pengalaman antara sesama dalam mengembangkan metode pengajaran yang responsif terhadap kebutuhan individual peserta didik. Mereka juga berkolaborasi dengan pihak sekolah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa sumber daya dan pelatihan yang diperlukan tersedia dan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pembelajaran saat ini. Dengan demikian, integrasi teknologi dalam pembelajaran matematika bukan hanya menjadi keharusan, tetapi juga sebuah peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Dengan terus meningkatkan kemampuan guru dan memanfaatkan teknologi secara optimal, diharapkan bahwa pembelajaran matematika tidak hanya menjadi lebih efektif dan efisien, tetapi juga lebih menarik dan relevan bagi generasi muda yang semakin terhubung dengan dunia digital

Mampu mengelola didalam Kelas

Pengelolaan kelas atau Manajemen kelas adalah keterampilan yang memungkinkan guru menciptakan suasana belajar sebaik mungkin dan memulihkan lingkungan belajar yang terganggu. Lingkungan belajar yang terbaik dapat tercapai jika guru dapat membimbing peserta didik menuju lingkungan belajar yang nyaman. Untuk mempertahankan minat peserta didik, guru matematika menggunakan strategi yang berfokus pada pembelajaran student center dan penggunaan variasi media pembelajaran. Hal ini membantu peserta didik terlibat secara aktif dan menikmati pembelajaran matematika di kelas. Guru berupaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong keterlibatan peserta didik dalam setiap aspek pembelajaran. Menciptakan budaya positif dalam proses pembelajaran seperti melakukan kesepakatan kelas agar setiap peserta didik dapat berperan aktif dan meyakini bahwa mereka merupakan bagian dari pembelajaran dalam kelas, sehingga kondusifitas pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Kurikulum merdeka memberikan peserta didik  kebebasan untuk mengekspresikan pendapat dan argumen mereka. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, seringkali peserta didik menjadi bosan atau ribut ketika guru  menyampaikan materi. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara teratur dan disiplin serta berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menjaga agar suasana kelas tidak menjadi kacau. gangguan kelas  dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar dan  biasanya disebabkan oleh masalah-masalah kecil. Jika suatu kelalaian yang dianggap ringan dibiarkan tidak terkendali maka dapat berkembang menjadi kelalaian yang serius sehingga menyulitkan guru untuk menormalkan keadan didalam kelas.  Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk berhasil mengelola kelasnya sehingga tujuan  merdeka belajar dapat tercapai.

 

 

 

Referensi Yang Terbatas

Keterbatasan referensi, terutama buku teks, merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh guru matematika di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Buku teks yang tersedia masih belum memadai dalam hal kualitas dan jumlahnya. Akibatnya, guru sering mengalami kesulitan dalam menyediakan materi pembelajaran yang memadai dan relevan untuk peserta didik mereka. Buku teks memiliki peran krusial sebagai sumber utama dalam proses belajar-mengajar, baik bagi guru maupun siswa. Ketika buku teks tersedia secara memadai, peserta didik dapat mengakses materi secara mandiri, meningkatkan pemahaman mereka, dan menjadi lebih siap untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Buku juga berperan sebagai alat evaluasi yang penting bagi peserta didik untuk mengukur sejauh mana mereka memahami materi pelajaran yang diajarkan. Di SMP Negeri 23 Pekanbaru, guru matematika terus berupaya untuk mendapatkan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber daya dan bahan ajar. Mereka aktif mengembangkan pengetahuan mereka dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan. Upaya ini dilakukan agar materi yang mereka gunakan tetap relevan dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Selain mengandalkan buku teks, para guru juga memanfaatkan teknologi dan sumber belajar digital yang tersedia untuk menambah variasi dalam pembelajaran dan mengatasi keterbatasan buku fisik. Mereka mengintegrasikan berbagai platform pembelajaran digital dan sumber daya daring untuk mendukung pengajaran matematika yang efektif dan inovatif. Dalam menghadapi tantangan keterbatasan referensi ini, kolaborasi antar guru dan dukungan dari pihak sekolah menjadi kunci utama. Mereka berbagi pengalaman, strategi, dan sumber daya yang mereka miliki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah. Dengan pendekatan ini, diharapkan bahwa para guru dapat terus memperbaiki praktik mengajar mereka dan memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman

 

Hambatan

Kurangnya pengalaman tentang kurikulum merdeka

Kendala lain yang dihadapi guru matematika di SMP Negeri 23 Pekanbaru adalah tantangan dalam mengadaptasi diri terhadap Kurikulum Merdeka. Secara pribadi, para guru harus aktif belajar dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep dan implementasi dari kurikulum ini. Kurikulum Merdeka menekankan pada kemandirian guru dalam mengelola proses pembelajaran, yang memungkinkan mereka untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan diri yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang mandiri ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk terlibat dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun institusi pendidikan lainnya. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka, memperdalam pemahaman terhadap materi kurikulum, dan mengaplikasikan metode-metode pembelajaran yang inovatif. Selain mengikuti pelatihan, guru juga dituntut untuk terus memperluas pengetahuannya mengenai sistem Kurikulum Merdeka yang sedang berjalan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PMM menyediakan berbagai informasi dan sumber belajar yang mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di setiap satuan pendidikan. Platform ini tidak hanya memberikan akses terhadap panduan implementasi, tetapi juga menjadi wadah bagi kolaborasi antar guru untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengadopsi kurikulum baru ini. Tak hanya itu, kegiatan dalam komunitas belajar di satuan pendidikan juga menjadi salah satu pendekatan penting dalam mendukung guru-guru dalam menghadapi tantangan Kurikulum Merdeka. Komunitas belajar ini memfasilitasi kolaborasi antar guru dalam merancang pembelajaran yang relevan dan efektif, serta bertukar pengalaman dalam mengatasi berbagai hambatan yang muncul dalam implementasi kurikulum baru. Dengan dukungan dari PMM, pelatihan-pelatihan yang tersedia, dan komunitas belajar yang aktif, diharapkan para guru matematika di SMP Negeri 23 Pekanbaru dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Melalui pendekatan ini, sekolah dapat memastikan bahwa proses pembelajaran tidak hanya memenuhi kebutuhan peserta didik, tetapi juga memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengajaran para pendidik.

 

Kurangnya Fasilitas yang memadai

Fasilitas belajar memainkan peran penting dalam proses pembelajaran di setiap sekolah. Setiap institusi pendidikan memerlukan fasilitas yang sesuai untuk mendukung efektivitas pembelajaran. Sekolah yang berkualitas biasanya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, karena hal ini berdampak langsung pada pengalaman belajar peserta didik. Fasilitas yang baik mencakup ruang kelas yang nyaman, perpustakaan dengan koleksi buku yang memadai, laboratorium komputer, serta fasilitas olahraga dan seni yang memadai. Ketersediaan fasilitas yang memadai tidak hanya memengaruhi kenyamanan belajar peserta didik, tetapi juga mempermudah proses pemahaman materi pelajaran. Dengan kondisi yang mendukung, peserta didik dapat lebih fokus dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Ini sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang relevan dan berbasis kebutuhan serta minat peserta didik. Untuk mewujudkan implementasi Kurikulum Merdeka dengan baik, sekolah perlu berperan sebagai fasilitator yang mendukung pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini meliputi penyediaan fasilitas yang memadai, pelayanan yang baik, serta dukungan untuk inovasi dalam metode pengajaran. Namun, tantangan terkait dengan keterbatasan fasilitas dan fokus sekolah pada proyek-proyek lain juga diakui oleh responden. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan kolaboratif antara guru, kepala sekolah, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan. Kolaborasi ini dapat memastikan penyediaan pelatihan yang berkelanjutan bagi guru, akses terhadap bahan ajar yang memadai, serta penciptaan lingkungan belajar yang inovatif dan inklusif. Dengan demikian, sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan Kurikulum Merdeka secara optimal, sesuai dengan visi pendidikan nasional yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman

 

KESIMPULAN

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai pilar utama, pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada individu, tetapi juga membentuk karakter dan sikap yang membangun kedewasaan serta kontribusi positif dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berfungsi sebagai landasan atau “jantung” yang mengatur dan memandu proses pembelajaran. Seperti halnya jantung yang memastikan kelangsungan hidup tubuh manusia, kurikulum yang efektif dan adaptif menjadi kunci untuk menciptakan proses pembelajaran yang berhasil dan peserta didik yang sukses. Kurikulum Merdeka adalah salah satu inisiatif yang muncul sebagai respons terhadap tantangan pandemi COVID-19. Pandemi ini tidak hanya mengganggu proses pembelajaran secara fisik dengan beralihnya ke pembelajaran online, tetapi juga memaksa sistem pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada satuan pendidikan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pendekatan ini memungkinkan adanya kebebasan dalam memilih materi, metode, dan gaya belajar yang paling cocok bagi masing-masing individu. Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 23 Pekanbaru mencerminkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para guru. Khususnya, guru matematika di sekolah ini telah mengalami perubahan signifikan dalam cara mereka menyampaikan materi dan berinteraksi dengan peserta didik. Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan keterampilan pengajaran mereka untuk memanfaatkan teknologi dengan lebih baik. Meskipun ada upaya untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran matematika, keterbatasan fasilitas dan pelatihan awal merupakan hambatan yang perlu diatasi. Dalam menjawab tantangan ini, guru di SMP Negeri 23 Pekanbaru telah mengadopsi strategi pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif. Mereka mengakui pentingnya untuk terus mengembangkan keterampilan teknologi mereka agar dapat memanfaatkan berbagai alat digital untuk meningkatkan pengalaman belajar peserta didik. Meskipun dengan sumber daya yang terbatas, mereka berusaha untuk memberikan ruang kelas yang lebih interaktif dan inklusif, dimana setiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka masing-masing. Selain keterampilan teknologi, manajemen kelas yang efektif juga menjadi fokus utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Guru perlu mengelola diversitas dalam kelas, baik dari segi kemampuan akademik maupun minat belajar, untuk memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang adil dan setara dalam memperoleh pengetahuan. Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan inklusif, guru berperan penting dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif dan mendukung pertumbuhan peserta didik secara holistik. Pentingnya buku teks yang relevan dan bahan ajar yang memadai juga menjadi perhatian dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Meskipun teknologi digital menjadi bagian integral dari pembelajaran, buku teks tetap menjadi sumber informasi utama di dalam kelas. Guru di SMP Negeri 23 Pekanbaru berupaya untuk memilih dan menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang baru, sehingga mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan terstruktur. Tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman terhadap kurikulum baru bagi sebagian guru. Seiring dengan perubahan kurikulum, diperlukan waktu dan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan pemahaman mereka terhadap pendekatan baru dalam pembelajaran. Inisiatif dari pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menyediakan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan sangatlah penting dalam mempersiapkan guru untuk menghadapi perubahan ini dengan lebih siap dan percaya diri. Melalui kolaborasi yang erat antara guru, kepala sekolah, lembaga pendidikan, dan pemerintah, banyak tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka dapat diatasi. Dukungan yang berkelanjutan dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis, dan penyediaan sumber daya yang memadai menjadi kunci keberhasilan dalam mengimplementasikan kurikulum yang baru ini. Guru-guru yang didukung dengan baik akan dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung inovasi, kreativitas, dan eksplorasi ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Kurikulum Merdeka tidak hanya menawarkan sebuah pendekatan baru dalam pembelajaran, tetapi juga menjadi landasan untuk menciptakan generasi penerus yang lebih mandiri, kreatif, dan berdaya saing global. Melalui pendekatan yang menekankan kebebasan belajar dan eksplorasi, diharapkan bahwa Kurikulum Merdeka dapat terus menjadi motor penggerak dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Dengan terus menghadapi tantangan dan mengambil peluang dalam memperbaiki proses pembelajaran, pendidikan di SMP Negeri 23 Pekanbaru dan di seluruh Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun masa depan yang lebih cerah bagi bangsa dan negara

 

DAFTAR  REFERENSI

Ainia, Dela Khoirul. 2020. Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia. Vol. 3 No. 3.

Ainia, N. (2020). “Peran Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.” Jurnal Inovasi Pendidikan, 8(3), 123-138.

Basri, H. (2019). “Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum.” Jurnal Guru dan Pendidikan, 7(1), 88-103.

Gunawan, I. (2021). “Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Matematika.” Jurnal Pendidikan Matematika, 15(2), 45-58

Harsono, T. (2021). “Inovasi dalam Pendidikan: Tantangan dan Peluang.” Jurnal Inovasi dan Pendidikan, 14(1), 34-49.

Kemdikbudristek. (2020). “Pedoman Pengembangan Kurikulum Merdeka.” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Munandar, Arif. 2017. “Membangun Generasi Berkarakter melalui Pembelajaran Inovatif” dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia. Mataram: Aula Handayani IKIP Mataram.

Munandar, A. (2017). “Kurikulum sebagai Inti Pendidikan.” Jurnal Kebijakan Pendidikan, 12(1), 22-35.

Makarim, N. (2020). “Revolusi Pendidikan di Indonesia: Kurikulum Merdeka.” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Mustafa, R. (2017). “Pengembangan Kurikulum dan Kualitas Sumber Daya Manusia.” Jurnal Kebijakan Publik, 13(3), 75-89.

Nugraha, Tono Supiatna. 2022. Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran. Jurnal UPI. Vol. 19 No. 2.

Rahayu, Restu, dkk. 2022. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu. Vol. 6 No. 4.

Rifa’i, A. (2022). “Pentingnya Pendidikan dalam Pembangunan Nasional.” Jurnal Pendidikan Nasional, 10(2), 45-59.

Sari, Ferta Bonita, dkk. 2020. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Model Intergrated di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 4 No.4.

Satriawan, Wahyu dkk. 2021. Guru Penggerak dan Transformasi Sekolah. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam. Vol. 11 No. 1.

Satriwan, I., dkk. (2021). “Pendekatan Manajerial dalam Pengembangan Kurikulum.” Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(2), 95-109.

Sibagarang, T., et al. (2021). “Self-Directed Learning dan Kualitas Sumber Daya Manusia.” Jurnal Pendidikan Berkelanjutan, 9(1), 47-62.

Sari, D. (2020). “Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran di Era Pandemi.” Jurnal Pendidikan Adaptif, 6(3), 152-167.

Sugiyono. (2020). “Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif.” Jurnal Metode Penelitian, 11(2), 33-49.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Suwija, I Nyoman. 2022. Pembelajaran matematika Sesuai Kurikulum Merdeka Belajar, 28 April 2022, Denpasar.

Ulinniam, dkk. 2021. Penerapan Kurikulum Revisi 2013 di Masa Pandemi pada SMK IBS Tathmainul Qullub Indramayu. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 2 No. 1.

Yamin, Muhammad., & Syahrir. 2020. Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol. 6 No.1.

Yamin, M., & Syahrir. (2020). “Kurikulum dan Tantangan Pendidikan di Era Digital.” Jurnal Teknologi Pendidikan, 15(4), 66-80.

Wibowo, A. (2018). “Pengaruh Kurikulum Terhadap Kualitas Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Nasional, 9(2), 123-137

 

 

 

admin Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *